Sabtu, 27 Desember 2008

Hujan

rintikmu basuh jiwa yang hampa
sirami hati yang kering membara
basahi sanubari dengan sejukmu
hujan...tanpamu dunia merana
semua insan kan menjadi nista

mendung gelap buas di angkasa
di iringi murka sang petir perkasa
cambuk apinya melecut dunia
sadarkan insan akan sang Esa
memohon bersujud akan ampunanNya

hujan mendera ombak tertawa
hanyutkan semua isi dunia
tanpa daya pasrah dan musnah
hujan anugrah jadi bencana
ulah manusia yang lupa nikmatNya
serakah dan sombong busungkan dada
seakan kuasa dalam genggaman
menangis pilu sudahlah lupa

hujan kini reda kembali
tinggalkan duka insan nelangsa
ribuan tangis tiada berguna
bercampur jasad dan darah merah
meninggalkan cerita pilu dunia
tak sanggup menjaga anugrah sang kuasa
terus tertawa sampai akhir dunia

Tidak ada komentar: