Selasa, 30 September 2008

Galau

Malam ini aku galau
hati berdetak tak menentu
resah itu datang
lagu yang mengalun syahdu tak mengusikku
aku ingin sendiri

keinginan itu ada
keyakinanku kuat
tapi....keraguan datang menyergap
mampukah diriku menepis semua itu
galau....malam ini hatiku galau

berapa lama lagi aku harus begini
ketika rongrongan jiwa mengusik hati
selamanya ku tak mau begini
hidupku harus berubah dan menjadi berarti
hingga aku tak bertanya....siapakah aku ?

menjelang pagi...hatiku bimbang
sementara suara takbir terus berkumandang
menyentuh nuraniku yang paling dalam
menangis hatiku iba dan nestapa
tanpaku bisa melawan kodrat illahi

setetes pengharapan akan masa depan
secercah bias yang samar aku inginkan
uluran tangan kasih dan cinta ku impikan
akankah hadir hanya dalam sekejap mata
aku galau dalam detik2 hari kemenangan...

di hari yang fitri dan penuh ampun
ku coba untuk mengali kembali puing2 imanku
yang tercecer dan berserak entah kemana
ku coba susun dengan keperihan yang mendalam
ku rangkai walaupun tak indah
aku tak mau selamanya jiwa dan hatiku galau

ku harapkan hatimu mengisi relung hatiku..
yang hampa dan terkoyak nista
bercampur dengan lumpur dan bangkai dosa
mengendap padat keras dan membatu karang
hanya luluh dengan tetesan embun kasih hati
akankah asaku menjadi nyata....
hatiku galau.......hatiku galau

di hari yang fitri ini hatiku galau
galau seperti hari hari yang lalu
tanpa dayaku walau itu bisa ku hela
doa dan air mata yang tersisa
akankah terkabul di hatiku yang hampa
ya....allah padamu aku meminta

Takut

Aku takut............
ntah kenapa akhir2 ini takut
takut akan kematian menjemputku
takut akan tertabrak kendaraan bermotor
sementara dosaku masih segunung
sementara dosaku seluas samudra

aku takut.......
sebab aku lupa beribadah
sebab aku lupa bersyukur
sebab aku lupa segalanya
sebab aku mengampang segalanya

aku takut..........
akankah hal itu datang di saat aku berbuat dosa
akanhal hal itu datang di saat aku sedang beribadah
semoga aku menjadi insan yang sadar
semoga aku menjadi insan yg di jalannya

Jumat, 26 September 2008

PUISI HATI

Tangis Hati

gema takbir sayup berkumandang
serasa perih mengiris hati
segala dosaku terpampang sudah
apakah pupus sebulan puasa

Khilafku terlalu banyak dan menyesakkan dada
aku merasa berjalan tanpa arah
di bulan puasa yg penuh berkah
aku terus berbuat nista

sinar mentari muncul perlahan
air mataku jatuh tak tertahan
aku menangis dan bersujud
mohon ampunan doa ku rajut

allahu akbar..allahu akbar..
allah maha besar
idul fitri hari yang suci
sucikan diri dan kotoran hati

ku cium haru kaki ayah dan ibu
tanpa kasih dan cintamu aku laksana debu
doa tulus kuharap selalu
sebagai bekal dalam hidupku

hatiku luka menjadi rapuh
gema takbir menusuk kalbu
aku malu mohon ampunan padamu
iblis hatiku terlalu angkuh

oh....ayah...aku rindu pelukan hangatmu
oh....ibu......aku rindu belaian kasih sayangmu
aku ingin kembali seperti dulu
menangis dan tertawa dalam dekapanmu

indahnya ramadhan tak pernah kurasakan
sucinya idul fitri tak pernah kunikmati
akankah semua itu esok hari akan ku temui
sebelum ajal menjemput tanpa aku ketahui


Maafkan aku sahabat

maafkan aku sahabat
izin aku menjabat erat
memeluk dirimu menyentuh kalbu
meminta maaf dari hatimu

sahabat.....
pada dirimu keluh kesah ku curahkan
pada hatimu gundah gulana kutumpahkan
engkau semangat dalam hidupku
hiraukan deritamu hanya untukku

sahabat.....
pengorbananmu tak terbalaskan
dalam amarahku yang penuh cela
engkau tersenyum dan tetap tabah
ikhlas hatimu untuk diriku

sahabat.....
di hari yang fitri ini
izinkan aku membalas hatimu
engkaulah sahabat sepanjang hidupku
ku serahkan bahagiaku hanya untukmu
senyumlah sahabat sambut harimu
biar tangis dan derita jadi bebanku

Rabu, 24 September 2008

wahai..calon pemimpin
kau hambur-hamburkan uangmu demi ambisi
senyum dan janji manismu menghiasi koran dan televisi
dengan busana putih bersih layaknya kiayi
berpose manis dengan nama dan sederet gelar
tak mau kalah dengan jendral naga bonar

gambar dan janjimu untuk rakyat tersebar luas
di pohon,tiang listrik, tembok, kendaraan sampai ketengah samudra
membaur dan merasakan kesedihan rakyat
menyumbang sembako di iringi ratusan wartawan
tutur katamu lemah lembut seperti kabut
kau manusia ataukah lelembut

tiada hari tanpa sumbangan
tiap undangan kau hadiri
waktumu habis kesana kemari
demi untuk sebuah kemenanggan
tak perduli segala cara kau halalkan
sampai setan-setan kau libatkan
pergi ziarah kesemua kuburan

tapi kini apa yang terjadi...
setelah kau terpilih kami hanya bisa gigit jari
semua janjimu kau ingkari
jangankan menyapa melihatmupun kami gak berani

dihari pelantikanmu
segala kemewahan terpampang
tamu dan undangan memenuhi gedung
rakyat kecil yang datang langsung di bendung
dihadang ratusan polisi berwajah garang
berani dekat bakal di tendang

wahai...pemimpin baruku
atap rumahku makin rapuh
ku nanti janjimu dengan doaku
ku harapkan selalu uluran tanganmu
walau ku tau semua itu janji batu
sebab kau menerorku seperti hantu
agar aku dan keluarga mencoblos wajahmu

ku robek semua poster yang memenuhi dinding gubukku
ku sayat-sayat semua kata kata manismu
tak lupa ku coret garis miring di atas jidatmu
agar kau tau maksud hatiku
semoga tuhan segera mencabut nyawamu