berjalan mengikuti hembusan angin
menapak di sunyinya alur kehidupan
bait demi bait terfatwa mematikan
menusuk dalam jantung kehidupan
merampas hatimu dengan serakah
ku mainkan nada-nada asmara
ntuk mengoyak suci menjadi lara
ku renggut paksa indahnya anganmu
wahai .....wanita terlentanglah pasrah
sambut birahiku seribu kutuk
ku desah pelan syair-syair berdarah
merona merah merenda kata
semilir api menyentuh menyungkup
membanjiri tubuhmu beriak membara
mengelora panas dalam gejolak
aku pendekar syair berdarah
setiap desah adalah pujangga
hembusan angin adalah iramaku
menyebar mutiara sang kata cinta
syair berdarah melumat hawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar